Halohaa! Apa kabar teman-teman? Semoga sehat selalu yaa..
Anyway, pernah mendengar tentang “transisi energi” apa belum? Aku yakin istilah ini udah ga asing lagi bagi teman-teman mengingat transisi energi juga merupakan salah satu topik yang dibahas di G20.
Tapi
sebelum membahas lebih detil ke topik itu, hmm.. pernah ga sih teman-teman
disini mengamati langit – misal ketika di Jakarta pada pukul 11 siang, dan pada
saat di daerah pedesaan / pegunungan di jam yang sama. Beda nggak? Yup! Tentu
beda kan…
Perbedaan
kondisi langit selain disebabkan karena kondisi cuaca lokal, salah satunya juga
dapat disebabkan karena polusi udara yang kemudian memberikan kesan langit
menjadi “tidak bersih” akibat sinar matahari tidak dihamburkan sempurna karena
adanya partikel pengotor. Partikel pengotor tersebut bisa berasal dari asap
kendaraan, pembakaran, asap kegiatan industri, dan lain lain.
Nah
darimana asalmula bahan baku “penggerak”nya?
Selama ini
sudah tidak asing lagi bahwa kita menggunakan bahan bakar fosil untuk penghasil
energi, bahkan untuk aktivitas sehari-hari seperti mobilitas. Nah, penggunaan
bahan bakar fosil ini juga menjadi sorotan karena ternyata gas buangannya –
yang memicu peningkatan emisi gas rumahkaca (GRK) menjadi salah satu penyebab
pemanasan global dan perubahan iklim.
Pada Paris
Agreement tahun 2015, pemimpin-pemimpin dunia berkomitmen untuk menahan laju
peningkatan temperature bumi, yang mendorong adanya kebijakan net-zero
emission. International Energy Agency (IEA) menerbitkan roadmap untuk
negara-negara dalam rangka mewujudkan net-zero emission.
Roadmap
tersebut berisi kebijakan kunci yang dapat diimplementasikan untuk mencapai
net-zero emission. Mengingat bahwa sektor energi berkontribusi cukup signifikan
terhadap emisi:
beberapa
contoh implementasi kebijakan diantaranya adalah pengembangan energi terbarukan
secara massif, pengurangan penggunaan pembangkit listrik tenaga fosil, serta
perluasan penggunaaan kendaraan listrik dan biofuel. Hemat kata, kebijakan
transisi energi perlu diimplementasikan disini.
Kemudian
yang menjadi pertanyaan adalah,
Apa itu
transisi energi?
Transisi
sendiri menurut KBBI adalah “Peralihan dari keadaan”, sehingga secara
ringkasnya transisi energi dapat diartikan sebagai peralihan energi. Peralihan
energi dari mana?
Transisi energi (sc: Traction Energy Asia) |
Mengutip
dari Traction Energy Asia, peralihan/transisi energi ini misalkan dari yang
sebelumnya menggunaan bahan bakar kendaraan energi fosil beralih menggunakan
bahan bakar kendaraan dari energi yang “Sebagian fosil (tidak selurunya dari
fosil, misal B-10, B-30, bioavtur 2.4); atau misalnya dari listrik hasil energi
fosil beralih ke listrik dari energi non fosil (seperti dari energi angin, air,
surya, dll).
Nah,
peralihan atau transisi energi ini salah satunya (dan utamanya sih) bertujuan
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan hal ini menjadi salah satu hal
implikatif dengan upaya pelestarian lingkungan. Selama ini kita mengenal upaya
pelestarian lingkungan ((kebanyakan)) hanya terkait sektor kehutanan dan
pengelolaan sampah, seperti deforestasi dan kebakaran hutan serta pembuangan
sampah tidak pada tempatnya. Namun ternyata, sektor energi juga memiliki
signifikansi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Pertanyaan
selanjutnya, apa saja upaya yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi positif
dalam pelestarian lingkungan melalui sektor energi?
Beberapa
yang bisa dilakukan antaranya adalah:
- Terlibat dalam pegumpulan limbah rumahtangga untuk bahan baku energi non fosil (misalnya mengumpulkan jelantah),
- Menceritakan praktik baik terkait inovasi pemanfaatan energi terbarukan
- Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,
- Menghemat penggunaan listrik
- Serta mengampanyekan penggunaan produk energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Gimana? Cukup
sederhana dan possible untuk diimplementasikan, kan?
Semoga kita
tetap bisa selalu menjaga lingkungan dan bumi yang kita tinggali, tidak hanya
dari kacamata satu aspek saja, namun juga dari berbagai aspek dan tentu berani
melakukan aksi!
#TransisiEnergy #EcoBloggerSquad #Environment #Sustainability
Tidak ada komentar:
Posting Komentar