Senin, 19 April 2021

Mengenal "Chain of Custody" dalam Produk Perawatan Kecantikan

 




Well, hai! selamat datang di blog Futuha, blog yang niatnya hanya untuk curcol dan cerita-cerita sejak tahun 2014 akhirnya kini menjelma menjadi blog yang (lebih) berfaeda. haha. Sejak kemarin berniat untuk mengikuti kompetisi blog (baru tau informasinya H-1 penutupan lomba, baru submit siangnya di hari-H penutupan, dan baru pertama ikut kompetisi blog), sangat tidak menyangka kalau bisa masuk 30 besar! yey! Alhamdulillah. 

Karena terpilih masuk ke 30 blog terbaik (?), kami diberikan kesempatan berharga untuk mengikuti online gathering sesuai topik kompetisi blog, yakni #LestarikanCantikmu. Online gathering kali ini dilakukan via zoom meeting dan live streaming youtube Lingkar Temu Kabupaten Lestari. 
poster blogger gathering #LestarikanCantikmu (sc: bloggerperempuan)


Menariknya, disini pembicaranya sangat kolaboratif dalam menyampaikan materi terkait #LestarikanCantikmu: Ada dari skincare expert, ada dari pemerhati lingkungan, dan tentu ada pula dari spesialis produk berkelanjutan.

Nah, sebelum membahas lebih banyak tentang online gathering kemarin, mungkin ada baiknya ngasih disclaimer dulu, hehe. Teman-teman, disini yang mengikuti online gathering (OG) ada sekitar 30 orang, dan keseluruhannya akan menyampaikan materi dari apa yang sudah dipelajari selama OG, naahh teman-teman pembaca juga bisa nih, kepo ke blog teman-teman blogger lainnya, coba deh pakai hashtag di ig #LestarikanCantikmu atau #TemenanLagi, nanti akan terhubung ke banyak artikel keren-keren lainnya ^^

Disini mungkin tidak akan membahas mengenai topik OG secara lengkap kap kap kap, karena ingin lebih diverse dalam menyampaikan insight. oleh sebab itu, tulisan ini lebih mengarah pada satu topik, yaitu Chain of Custody  atau Rantai Ketertelusuran.

APA SIH CHAIN OF CUSTODY ITU?
Ketika kita mengetik "Chain of Custody" pada mesin pencari, maka terdapat artikel atau sumber utama yang mengarah pada suatu topik yang berkaitan dengan hukum. Namun, apakah selalu begitu? Ternyata tidak. konteks chain of custody berkaitan juga dengan manajemen rantai pasok (supply chain management).

dalam konteks perdagangan dan rantai pasok, Chain of Custody dapat dilihat dari industri hulu (supply base, atau bahan baku) hingga ke industri hilir (market base, konsumen). 

Chain of Custody, sumber: https://www.youtube.com/watch?v=1BV1iKqHg_E 


Jadi, chain of custody dapat diartikan pula sebagai rantai pasok suatu produk/barang dimulai dari sumber bahan baku, proses yang dijalaninya, hingga produk/barang tersebut sampai ke tangan konsumen.

APA HUBUNGAN CHAIN OF CUSTODY DENGAN PRODUK PERAWATAN KECANTIKAN?

Rasanya sudah tidak asing bahwa hampir semua produk yang kita konsumsi berasal dari industri; kita mengenalnya sebagai jenis industri FMCG (Fast Moving Consumers Good); atau industri yang menghasilkan produk cepat pakai-cepat habis, seperti detergen, sabun mandi, shampoo, dan lain-lain. termasuk produk kecantikan yang kita gunakan. Nah, bicara soal produk kecantikan, ini akan sangat menarik. Banyak orang yang merawat dirinya dengan produk-produk kecantikan. Tapi, apakah kita mengetahui esensi dibalik pemakaian produk itu? atau malah hanya ikut-ikutan saja?

Bicara soal "skin care with purpose", dalam blog gathering #LestarikanCantikmu, pembicara pertama (Mas Danang Wisnu Wardhana) menyebutkan bahwa ketika kita hendak menggunakan suatu produk perawatan, hendaknya akan lebih baik jika kita mengetahui esensi dari penggunaan produk tersebut. Misalnya adalah menggunakan sun screen yang ditujukan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Nah, disini, Mas Danang juga menyampaikan bahwa merawat diri adalah bagian dari mensyukuri nikmat Tuhan atas hal-hal yang sudah diberikan kepada kita. 

Mungkin masih ada beberapa dari kita yang beranggapan bahwa semua skincare atau produk kecantikan yang kita gunakan ini adalah SAMA SAJA--DIPRODUKSI DI PABRIK, dan belum ngeuh dengan sumber asal muasal bahan bakunya maupun apakah produk tersebut berasal dari ethical sourced atau produk yang dihasilkan tanpa eksploitasi terhadap pekerjanya. Namun seiring berjalannya waktu, berdasarkan survai yang dipaparkan oleh Kak Gita Syahrani dari LKTL, ternyata terjadi pergeseran concern konsumen terhadap produk yang digunakan. Seiring dengan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, kini konsumen mulai memikirkan keberlanjutan atau sustainability , baik secara lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Hal ini menarik, karena dalam kaitannya dengan sustainable supply chain, ketiganya menjadi pilar seperti yang diilustrasikan oleh gambar berikut:


SSCM source: https://www.sciencedirect.com/journal/international-journal-of-production-economics


Tentu dalam chain of custody suatu produk kecantikan ramah lingkungan, kita tidak hanya memperhatikan kemasan produknya berasal dari material yang dapat didaur ulang atau tidak, melainkan juga bahan bakunya. apakah bersumber dari minyak nabati yang lestari? apakah bersumber dari ekstrak tumbuhan yang ditanam di penggunaan lahan yang sesuai? apakah dikelola oleh pekerja yang tidak mengalami eksploitasi? 

semua itu kemudian menjadi hubungan kausal antara produk yang kita gunakan dengan environmental, economy, and social sustainability. tentunya, ketika kita memilih produk yang dapat kita telusur proses dan bahan bakunya, tentu kita dapat lebih menghargai setiap apa yang kita keluarkan (materi dan usaha untuk membeli produk tersebut).

MERAWAT DIRI? SAYANGI DIRI, ALAM, DAN SOSIAL!
Hmmmm... sudah ada gambaran mengenai chain of custody untuk produk perawatan kecantikan, kan? nah, kini saatnya membahas mengenai produk yang bagaimana sih yang bisa kita pilih untuk merawat diri sekaligus merawat alam dan sosial?

Terdapat pembahasan menarik yang disampaikan oleh Mba Christina Pan dari Segara Naturals, kita tinggal di Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam, termasuk tetumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan-bahan produk kecantikan. Bahan-bahan tersebut mungkin belum terlalu dikenal, seperti misalnya adalah Tengkawang. Tapi taukah? ternyata manfaatnya luar biasa besar lhoh! sayangnya banyak diantara kita yang belum tau bagaimana cara menggunakannya. Nah, Segara Naturals menyediakan produk perawatan kecantikan berbasis bahan alami yang diolah sedemikian rupa dengan basis riset yang mumpuni untuk menghasilkan produk yang bisa dengan mudah langsung digunakan.

harganya? eummm.. mungkin tidak semurah produk yang selama ini kita kenal dari FMCG, tapi hal ini wajar, karena dalam proses pencarian bahan baku, riset, ekstraksi dan proses pembuatannya tidak mudah dan tidak sebesar skala industri FMCG. Namun meskipun dari segi harga "agak berbeda", tapi kita tau value yang kita dapatkan dari menggunakan produk tersebut. Apa itu? tentu produk ramah lingkungan dan ramah sosial. 

dengan kita mengetahui alasan dan esensi perawatan diri dan kecantikan, serta mendukung terciptanya leberlanjutan lingkungan, tentu kita akan semakin sadar untuk #CantikMelestari! 

1 komentar:

  1. Iya ternyata produk kecantikan berkualitas itu jika mementingkan lingkungan yaa

    BalasHapus