Jumat, 03 Oktober 2014

Program MP3EI, harus bagaimana?

Perwujudan Program MP3EI Melalui Pendekatan Sinergi Triple Helix dengan Tinjauan Sistem Informasi Geografi



Indonesia ditargetkan memiliki pendapatan penduduk perkapita sekitar US$ 15.000 pada tahun 2025. Produk domestik bruto (PDB) mencapai sekitar US$ 4 trilyun, Dengan demikian, Indonesia akan menyandang predikat baru sebagai negara berpenghasilan tinggi. Sebagai acuan, pada tahun 2010 pendapatan perkapita penduduk di Indonesia hanya sekitar US$ 3.000 dan PDB sekitar US$ 700 milyar. Maka akan muncu suatu pertanyaan, bagaimana kita mampu mencapai target tersebut? Apakah seluruh pemangku kepentingan negeri ini bersinergi mewujudkannya? Jawabannya adalah harus mampu.
MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ) merupakan upaya yang dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis wilayah dalam enam koridor. Antara lain : Koridor Sumatera, Koridor Jawa, Koridor Kalimantan, Koridor Sulawesi, koridor Bali – Nusa Tenggara serta Koridor Papua – Kepulauan Maluku.

Koridor Sumatera merupakan Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional; Koridor Jawa merupakan Pendorong Industri dan Jasa Nasional; Koridor Kalimantan merupakan Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasioanal; Koridor Sulawesi merupakan Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel Nasional; Koridor Bali – Nusa Tenggara merupakan  Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional; sementara itu, Koridor Papua – Kepulauan Maluku merupakan Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan Pertambangan Nasional.
Strategi pelaksanaan MP3EI adalah dengan mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu (1) mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi (KE) Indonesia; (2) memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal dan terhubung secara global (locally integrated, globally connected); (3) memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi. Sesuai dengan yang dicanangkan, ketiga strategi utama itu dilihat dari perspektif penelitian perguruan tinggi sesuai dengan cabang keilmuan di setiap perguruan tinggi tersebut, dan sumberdaya alam (SDA) yang berada dalam setiap koridor terkait.
Program dan Kegiatan Ekonomi Utama Dalam MP3EI ada 8 program utama yaitu: 1.Pertanian, 2.Pertambangan, 3.Energi, 4.Industri, 5.Kelautan, 6.Pariwisata, 7.Telematika, 8.Pengembangan.
Dalam pembagian koridor MP3EI, tidak bisa dilepaskan dari pengetahuan regional dan spasial setiap wilayah. Disini, Sistem Informasi Geografis sangat berperan. Dengan adanya sistem informasi geografi (SIG) maka dapat diketahuilah potensi suatu daerah untuk kemudian dikembangkan pada sektor ekonomi yang selanjutnya  tercipta kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial. Menurut Murai, 1999, SIG merupakan sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
Secara sederhana, manfaat SIG dalam inventarisasi kekayaan sumber daya alam adalah antara lain untuk mengetahui persebaran sumber daya alam, misal keberadaan batu bara, nikel, dan bahan tambang lainnya; serta untuk mengetahui kawasan persebaran lahan. Misalnya kawasan lahan potensial dan lahan kritis, pemanfaatan perubahan penggunaan lahan, dan rehabilitasi dan konversasi lahan.
Dengan demikian, pengaplikasian SIG sangat membantu dalam proses pengkoordinir koridor – koridor tersebut. Koridor – koridor yang sudah terbentuk, kemudian dialokasikan untuk kemudian dikembangkan dan diarahkan dalam perwujudan MP3EI.
Secara umum data – data umum tersebut dapat dipergunakan luas tak hanya untuk MP3EI. Namun juga untuk berbagai macam hal. Sistem Informasi Geografi (SIG) mampu menjelaskan pada kita tentang berbagai macam hal tinjauan geografis lebih spesifiknya data spasial. Dimana data tersebut mengulas tentang hal – hal yang ada dalam space atau wilayah tersebut.
Dari data spasial yang didapat. Pulau Sumatera merupakan pulau yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang difokuskan pada kelapa sawit, karet, batu bara, besi baja, dan perkapalan. Sementara di Pulau Jawa memiliki potensi pelayanan jasa dan pendorong industri nasional. Hal ini dapat diketahui dari sektor industri di Pulau Jawa yang semakin meningkat serta sentra pelayanan / jasa terbesar di Indonesia. Pulau Jawa memiliki beragam potensi industri. Mulai dari industri ringan / home industry seperti kerajinan tangan misalnya di Yogyakarta hingga industri berat seperti industri baja Krakatau Stell di Banten. Koridor ekonomi Jawa dapat berkembang lebih jauh menjadi kawasan industri berbasis jasa dengan pengembangan infrastruktur. Untuk mewujudkan hal tersebut maka Koridor Ekonomi Jawa sedang menggelar pembangunan infrastruktur besar-besaran, utamanya di utara pulau Jawa. Telah dimulai juga pembangunan Tol Trans Jawa dan jalur kereta api yang menghubungkan timur dan barat serta tidak lupa menjangkau titik-titik investasi di Selatan Jawa. Pada koridor Jawa juga akan dikembangkan pada bidang-bidang Industri Man-Min, Tekstil, Permesinan Transportasi, Perkapalan, Alutsista, Telematika, Metropolitan Jadebotabek.
Daerah Kalimantan berpotensi pada sektor migas, batubara, kelapa sawit, besi baja, dan perkayuan. Wilayah Sulawesi memiliki banyak potensi sama halnya seperi Sumatera dan Kalimantan, yakni pada sektor Sumber Daya Alam atau SDA. Sedangkan, pada wilayah Bali – Nusa Tenggara berpotensi untuk dikembangkan sektor pariwisata. Ditinjau dari segi geografis, region tersebut memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang khas sehingga mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Sementara itu, region Papua – Kepulauan Maluku memiliki banyak potensi seperti wilayah yang subur dan cukup luas serta masih memiliki nilai keaslian lingkungan, sehingga di pertahankan untuk menjadi lumbung pangan khususnya Merauke dalam bentuk pengembangan MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate).
Banyak hal yang dapat diketahui melalui Sistem Informasi Geografi dalam pegembangan potensi suatu wilayah untuk peningkatan sektor ekonomi. Namun demikian, masih terdapat kendala atau problema yang terdapat didalamnya dalam rangka pengoptimalisasian potensi wilayah tersebut. Seperti misalnya kepadatan penduduk di pulau Jawa, masih kurangnya infrastruktur yang mendukung bagi berkembangnya industri pertambangan di sulawesi, ketertinggalan penduduk di wilayah Papua – Kepulauan Maluku padahal memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, masih kurang bagusnya insfrastruktur pariwisata dan aksesibilitas ke daerah yang berpotensi di beberapa wilayah di Indonesia, dan lain sebagainya.
Problema ini dapat ditanggulangi untuk mewujudkan pengoptimalisasian potensi daerah. Ditinjau dari Sinergi Triple Helix. Pendekatan triple helix merupakan suatu sinergi positif antara tiga aktor atau pelaku yang berbeda dalam proses pengembangan inovasi. Model ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Taufik (2010) menekankan bahwa interaksi antara akademisi (universitas), industri, dan pemerintah merupakan kunci utama bagi peningkatan kondisi yang kondusif bagi inovasi.
Inovasi – inovasi tersebut lahir dan dikembangkan dikalangan civitas akademika kampus. Maka oleh sebab itu, pentingnya peranan Sistem Informasi Geografi (SIG) bagi dunia perkuliahan selain untuk mengetahui suatu potensi sumberdaya alam suatu wilayah, juga untuk melahirkan inovasi – inovasi terbaru yang mampu membawa pada perubahan yang harmonis.
 Sinergi triple helix, dimana pemerintah, pembisnis, dan lembaga institusi bekerjasama dalam mewujudkan pembangunan dan pengoptimalisasian sumber daya di Indonesia. Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) didasarkan pada berbagai prinsip dasar keberhasilan pembangunan yang membutuhkan perubahan cara pandang dan perilaku seluruh komponen bangsa.
Dengan demikian, harus terjalin adanya sinergi positif yang membangun antara tiga komponen tersebut (Pemerintah, Pembisnis, Institusi). Tiga komponen tersebut mampu membentuk suatu alur yang bersinergi. Lembaga institusi mampu menghasilkan invensi namun belum dapat disebut inovasi jika belum sampai ke pengguna atau pasar. Dengan demikian, peran pembisnis dibutuhkan untuk penyaluran dana dan pengembangan infrastruktur.
Sementara itu, pemerintah harus menetapkan kebijakan – kebijakan yang mampu membentuk sinergi positif diantara lembaga institusi dan pembisnis. Dana telah dialokasikan kepada tiga pilar tersebut dan jika disinergikan tentunya akan dapat mencapai tujuan, yaitu percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.
Sebagai insan pembelajar, dimana kita diwajibkan untuk terus belajar dan mengambil pelajaran, maka sangatlah penting bagi kita, generasi muda untuk turut mewujudkan dan mengembangkan program serta kebijakan pemerintah. Salah satunya MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).
Dengan demikian, kita sebagai generasi perubahan, mampu menopang masa depan Indonesia dan mewujudkan cita – cita bangsa melalui pengembangan kebijakan cerdas tersebut. Melalui MP3EI bersinergi triple helix dengan tinjauan Sistem Informasi Geografi, maka secara umum kita akan mempelajari berbagai disiplin ilmu, bukan hanya spesifik satu ilmu. Namun memiliki keterkaitan antara ilmu satu dengan yang lainnya.
Pada dasarnya, Sistem Informasi Geografi akan memberikan banyak informasi mengenai berbagai disiplin ilmu yang akan diterapkan pada proses perwujudan MP3EI. Melalui hal tersebut, para civitas akademika harus mampu berinovasi dan memikirkan pendayagunaan potensi yang ada pada masing – masing koridor. Sementara itu, pemerintah harus mendukung inovasi tersebut melalui kebijakan kebijakan yang mendukung. Barulah kemudian para pembisnis bekerja sama dalam hal pemodalan dan juga bisa berinvestasi di dalamnya melalui berbagai hal. Semisal perusahaan pertambangan. Dari data dan inovasi yang dikembangkan oleh civitas akademika, para pengusaha kemudian mewujudkan inovasi tersebut. Dengan direalisasikannya inovasi tersebut, maka pemerintah wajib memberikan kebijakan. Apakah kegiatan tersebut sudah sesuai ataukah tidak. Jika memang sudah sesuai, pemerintah harus mendukung kegiatan tersebut dan menetapkan kebijakan untuk keberlangsungan program tersebut. Namun jika kegiatan tersebut tidak sesuai, maka pemerintah bisa menolak usulan pengusaha dan mendorong civitas akademika utuk berinovasi dalam berbagai hal baru yang tentunya juga bertujuan untuk membangun kemaslahatan bangsa.
Segala hal berupa perumusan kebijakan pemerintah dikeluarkan tak lain dan tak bukan adalah untuk kemajuan bangsa, oleh sebab itu masyarakat harus mendukung kebijakan tersebut dan berkontribusi aktif sesuai peranannya masing – masing. Sama halnya dengan kita, para mahasiswa, utamanya yang berkecimpung di bidang geografi dan ekonomi, patut kiranya kita memberikan inovasi – inovasi terbarukan untuk dikembangkan serta didayagunakan. Selain dapat memetik berbagai hal baru, kita juga bisa menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan. Perubahan kearah positif, ke arah yang lebih maju, dan untuk Indonesia yang lebih sejahtera.

Pewujudan MP3EI dengan menggunakan tinjauan Sistem Informasi Geografi dan dengan penerapan sinergi triple helix, diharapkan mampu merealisasikan cita – cita bangsa Indonesia, yakni mensejahterakan kehidupan bangsa. Untuk Indonesia yang lebih maju. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar