Perwujudan Program MP3EI Melalui Pendekatan
Sinergi Triple Helix dengan Tinjauan Sistem
Informasi Geografi
Indonesia
ditargetkan memiliki pendapatan penduduk perkapita sekitar US$ 15.000 pada
tahun 2025. Produk domestik bruto (PDB) mencapai sekitar US$ 4 trilyun, Dengan demikian, Indonesia akan menyandang predikat baru sebagai negara
berpenghasilan tinggi. Sebagai acuan, pada tahun 2010 pendapatan perkapita
penduduk di Indonesia hanya sekitar US$ 3.000 dan PDB sekitar US$ 700 milyar.
Maka akan muncu suatu pertanyaan, bagaimana kita mampu mencapai target
tersebut? Apakah seluruh pemangku kepentingan negeri ini bersinergi
mewujudkannya? Jawabannya adalah harus mampu.
MP3EI
(Master Plan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ) merupakan upaya yang
dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat pembangunan ekonomi sesuai dengan
keunggulan dan potensi strategis wilayah dalam enam koridor. Antara lain :
Koridor Sumatera, Koridor Jawa, Koridor Kalimantan, Koridor Sulawesi, koridor
Bali – Nusa Tenggara serta Koridor Papua – Kepulauan Maluku.
Koridor
Sumatera merupakan Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi
Nasional; Koridor Jawa merupakan Pendorong Industri dan Jasa Nasional; Koridor Kalimantan
merupakan Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi
Nasioanal; Koridor Sulawesi merupakan Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel Nasional; Koridor
Bali – Nusa Tenggara merupakan Pintu
Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional; sementara itu, Koridor Papua
– Kepulauan Maluku merupakan Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan
Pertambangan Nasional.
Strategi
pelaksanaan MP3EI adalah dengan mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu (1)
mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi (KE) Indonesia;
(2) memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal dan
terhubung secara global (locally integrated, globally connected); (3)
memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek nasional untuk
mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi. Sesuai dengan
yang dicanangkan, ketiga strategi utama itu dilihat dari perspektif penelitian
perguruan tinggi sesuai dengan cabang keilmuan di setiap perguruan tinggi
tersebut, dan sumberdaya alam (SDA) yang berada dalam setiap koridor terkait.
Program
dan Kegiatan Ekonomi Utama Dalam MP3EI ada 8 program utama yaitu: 1.Pertanian,
2.Pertambangan, 3.Energi, 4.Industri, 5.Kelautan, 6.Pariwisata, 7.Telematika,
8.Pengembangan.
Dalam
pembagian koridor MP3EI, tidak bisa dilepaskan dari pengetahuan regional dan
spasial setiap wilayah. Disini, Sistem Informasi Geografis sangat berperan.
Dengan adanya sistem informasi geografi (SIG) maka dapat diketahuilah potensi
suatu daerah untuk kemudian dikembangkan pada sektor ekonomi yang selanjutnya tercipta kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sistem
Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem informasi khusus yang mengelola data
yang memiliki informasi spasial. Menurut Murai, 1999, SIG merupakan sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan,
sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum
lainnya.
Secara sederhana, manfaat SIG dalam
inventarisasi kekayaan sumber daya alam adalah antara lain untuk mengetahui
persebaran sumber daya alam, misal keberadaan batu bara, nikel, dan bahan
tambang lainnya; serta untuk mengetahui kawasan persebaran lahan. Misalnya
kawasan lahan potensial dan lahan kritis, pemanfaatan perubahan penggunaan
lahan, dan rehabilitasi dan konversasi lahan.
Dengan demikian, pengaplikasian SIG
sangat membantu dalam proses pengkoordinir koridor – koridor tersebut. Koridor
– koridor yang sudah terbentuk, kemudian dialokasikan untuk kemudian
dikembangkan dan diarahkan dalam perwujudan MP3EI.
Secara umum data – data umum tersebut
dapat dipergunakan luas tak hanya untuk MP3EI. Namun juga untuk berbagai macam
hal. Sistem Informasi Geografi (SIG) mampu menjelaskan pada kita tentang
berbagai macam hal tinjauan geografis lebih spesifiknya data spasial. Dimana
data tersebut mengulas tentang hal – hal yang ada dalam space atau wilayah
tersebut.
Dari
data spasial yang didapat. Pulau Sumatera merupakan pulau yang memiliki
kekayaan sumber daya alam yang difokuskan pada kelapa sawit, karet, batu bara,
besi baja, dan perkapalan. Sementara di Pulau Jawa memiliki potensi pelayanan
jasa dan pendorong industri nasional. Hal ini dapat diketahui dari sektor
industri di Pulau Jawa yang semakin meningkat serta sentra pelayanan / jasa
terbesar di Indonesia. Pulau Jawa memiliki beragam potensi industri. Mulai dari
industri ringan / home industry seperti kerajinan tangan misalnya di Yogyakarta
hingga industri berat seperti industri baja Krakatau Stell di Banten. Koridor
ekonomi Jawa dapat berkembang lebih jauh menjadi kawasan industri berbasis jasa
dengan pengembangan infrastruktur. Untuk mewujudkan hal tersebut maka Koridor
Ekonomi Jawa sedang menggelar pembangunan infrastruktur besar-besaran, utamanya
di utara pulau Jawa. Telah dimulai juga pembangunan Tol Trans Jawa dan jalur
kereta api yang menghubungkan timur dan barat serta tidak lupa menjangkau
titik-titik investasi di Selatan Jawa. Pada koridor Jawa juga akan dikembangkan
pada bidang-bidang Industri Man-Min, Tekstil, Permesinan Transportasi,
Perkapalan, Alutsista, Telematika, Metropolitan Jadebotabek.
Daerah
Kalimantan berpotensi pada sektor migas, batubara, kelapa sawit, besi baja, dan
perkayuan. Wilayah Sulawesi memiliki banyak potensi sama halnya seperi Sumatera
dan Kalimantan, yakni pada sektor Sumber Daya Alam atau SDA. Sedangkan, pada wilayah
Bali – Nusa Tenggara berpotensi untuk dikembangkan sektor pariwisata. Ditinjau
dari segi geografis, region tersebut memiliki keindahan alam dan kebudayaan
yang khas sehingga mampu menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Sementara itu, region Papua – Kepulauan Maluku memiliki banyak potensi seperti
wilayah yang subur dan cukup luas serta masih memiliki nilai keaslian
lingkungan, sehingga di pertahankan untuk menjadi lumbung pangan khususnya
Merauke dalam bentuk pengembangan MIFEE (Merauke
Integrated Food & Energy Estate).
Banyak
hal yang dapat diketahui melalui Sistem Informasi Geografi dalam pegembangan
potensi suatu wilayah untuk peningkatan sektor ekonomi. Namun demikian, masih
terdapat kendala atau problema yang terdapat didalamnya dalam rangka
pengoptimalisasian potensi wilayah tersebut. Seperti misalnya kepadatan
penduduk di pulau Jawa, masih kurangnya infrastruktur yang mendukung bagi
berkembangnya industri pertambangan di sulawesi, ketertinggalan penduduk di wilayah
Papua – Kepulauan Maluku padahal memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah, masih kurang bagusnya insfrastruktur pariwisata dan aksesibilitas ke
daerah yang berpotensi di beberapa wilayah di Indonesia, dan lain sebagainya.
Problema
ini dapat ditanggulangi untuk mewujudkan pengoptimalisasian
potensi daerah. Ditinjau dari Sinergi
Triple Helix. Pendekatan triple helix merupakan suatu sinergi positif
antara tiga aktor atau pelaku yang berbeda dalam proses pengembangan inovasi.
Model ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Taufik (2010) menekankan bahwa
interaksi antara akademisi (universitas), industri, dan pemerintah merupakan
kunci utama bagi peningkatan kondisi yang kondusif bagi inovasi.
Inovasi – inovasi tersebut lahir dan dikembangkan
dikalangan civitas akademika kampus. Maka oleh sebab itu, pentingnya peranan
Sistem Informasi Geografi (SIG) bagi dunia perkuliahan selain untuk mengetahui
suatu potensi sumberdaya alam suatu wilayah, juga untuk melahirkan inovasi –
inovasi terbaru yang mampu membawa pada perubahan yang harmonis.
Sinergi triple
helix, dimana pemerintah, pembisnis, dan lembaga institusi bekerjasama dalam
mewujudkan pembangunan dan pengoptimalisasian sumber daya di Indonesia. Penyusunan
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
didasarkan pada berbagai prinsip dasar
keberhasilan pembangunan yang membutuhkan
perubahan cara pandang dan perilaku seluruh
komponen bangsa.
Dengan
demikian, harus terjalin adanya sinergi positif yang membangun antara tiga
komponen tersebut (Pemerintah, Pembisnis, Institusi). Tiga komponen tersebut
mampu membentuk suatu alur yang bersinergi. Lembaga institusi mampu
menghasilkan invensi namun belum dapat disebut inovasi jika belum sampai ke
pengguna atau pasar. Dengan demikian, peran pembisnis dibutuhkan untuk
penyaluran dana dan pengembangan infrastruktur.
Sementara
itu, pemerintah harus menetapkan kebijakan – kebijakan yang mampu membentuk
sinergi positif diantara lembaga institusi dan pembisnis. Dana telah
dialokasikan kepada tiga pilar tersebut dan jika disinergikan tentunya akan
dapat mencapai tujuan, yaitu percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia.
Sebagai
insan pembelajar, dimana kita diwajibkan untuk terus belajar dan mengambil
pelajaran, maka sangatlah penting bagi kita, generasi muda untuk turut
mewujudkan dan mengembangkan program serta kebijakan pemerintah. Salah satunya
MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia).
Dengan
demikian, kita sebagai generasi perubahan, mampu menopang masa depan Indonesia
dan mewujudkan cita – cita bangsa melalui pengembangan kebijakan cerdas
tersebut. Melalui MP3EI bersinergi triple helix dengan tinjauan Sistem Informasi
Geografi, maka secara umum kita akan mempelajari berbagai disiplin ilmu, bukan
hanya spesifik satu ilmu. Namun memiliki keterkaitan antara ilmu satu dengan
yang lainnya.
Pada
dasarnya, Sistem Informasi Geografi akan memberikan banyak informasi mengenai
berbagai disiplin ilmu yang akan diterapkan pada proses perwujudan MP3EI. Melalui
hal tersebut, para civitas akademika harus mampu berinovasi dan memikirkan
pendayagunaan potensi yang ada pada masing – masing koridor. Sementara itu,
pemerintah harus mendukung inovasi tersebut melalui kebijakan kebijakan yang
mendukung. Barulah kemudian para pembisnis bekerja sama dalam hal pemodalan dan
juga bisa berinvestasi di dalamnya melalui berbagai hal. Semisal perusahaan
pertambangan. Dari data dan inovasi yang dikembangkan oleh civitas akademika,
para pengusaha kemudian mewujudkan inovasi tersebut. Dengan direalisasikannya
inovasi tersebut, maka pemerintah wajib memberikan kebijakan. Apakah kegiatan
tersebut sudah sesuai ataukah tidak. Jika memang sudah sesuai, pemerintah harus
mendukung kegiatan tersebut dan menetapkan kebijakan untuk keberlangsungan
program tersebut. Namun jika kegiatan tersebut tidak sesuai, maka pemerintah
bisa menolak usulan pengusaha dan mendorong civitas akademika utuk berinovasi
dalam berbagai hal baru yang tentunya juga bertujuan untuk membangun
kemaslahatan bangsa.
Segala
hal berupa perumusan kebijakan pemerintah dikeluarkan tak lain dan tak bukan
adalah untuk kemajuan bangsa, oleh sebab itu masyarakat harus mendukung
kebijakan tersebut dan berkontribusi aktif sesuai peranannya masing – masing.
Sama halnya dengan kita, para mahasiswa, utamanya yang berkecimpung di bidang
geografi dan ekonomi, patut kiranya kita memberikan inovasi – inovasi
terbarukan untuk dikembangkan serta didayagunakan. Selain dapat memetik
berbagai hal baru, kita juga bisa menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai agen
perubahan. Perubahan kearah positif, ke arah yang lebih maju, dan untuk
Indonesia yang lebih sejahtera.
Pewujudan
MP3EI dengan menggunakan tinjauan Sistem Informasi Geografi dan dengan
penerapan sinergi triple helix, diharapkan mampu merealisasikan cita – cita
bangsa Indonesia, yakni mensejahterakan kehidupan bangsa. Untuk Indonesia yang
lebih maju.
0 comments